Titik Terbaik

Bab II
Menantang
kenyataan

 



Segala sesuatu memiliki nilai tersendiri bagi orang lain
Tapi tidak semua itu dinilai dengan makna yang baik
Sebab,kita hanya akan dimaknai baik 
jika bernilai Untuk orang lain.




         Baru saja akan ku langkahkan kedua kaki menuju kampus, rintik demi rintik hujan mulai membasahi pagi. Embun yang kelabu mulai membuyarkan kehangatan matahari. 
“kau pikir aku akan takut kepadamu hey ! kau yang berjubah angin, kau hanya membasahi bukan menghalangi” ucap seorang mahasiswa yang sok rajin di pagi buta itu, ia penuh kesal pada gerimis sambil menengadah ke langit menyoraki hujan. 
     “Ada-ada saja hari masih pagi kau sudah mulai manja padaku, ini bukan waktu yang tepat untuk membawa senandung rindu dari negri masa lalu”.
       Setelah memakai sepatu berwarna hitam, akupun tetap beranjak tanpa peduli bagaimana hujan yang mengguyur tubuhku waktu itu.

      Begitulah hujan ia memang tidak menghalangi tapi aku percaya tidak ada yang ingin dibasahi apalagi sampai kuyup. 
       “Untung saja ini hujan asli, bukan hujan dimatamu yang pernah kau jatuhkan tepat dihadapaku kala itu,” Ucapku dalam hati sambil menghapus ingatan itu segera mungkin, hampir saja aku tenggelam dalam lamunan tentangmu lagi.


Komentar